Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer

Membangun reseller militan

Assalamualaikum. Semoga semuanya sehat, masih dari kota palembang FJS menuliskan ini untuk berbagi ilmu.Semoga bermanfaat buat semua yang di group ini.Tulisan hari ini adalah tentang membangun Reseller militan.

Seringkali banyak orang mengeluh bahwa punya banyak reseller tapi banyak yang tidak aktif. Bagaimana mengaktifkannya.?

Bagi kita yang mengidentifikasikan diri sebagai penjual online, ada sebuah buku yang bagus untuk dibaca judulnya “Media social Bible” (Kitab Suci Media Sosial).

Buku ini direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin fokus mengembangkan bisnisnya menjadi yang ternama dengan menggunakan media sosial di internet.

Ada point menarik yang selama sebulan terakhir saya pelajari dan lakukan; tentang bagaimana membangun engagement di media sosial.
Pemahaman tentang cara membangun hubungan dan keterikatan antara brand  dengan audiensi di media sosial menjadi kebutuhan yang mesti kita penuhi sebagai syarat membangun bisnis online.
Dalam bab membangun engagement di media sosial antara kita dan audiensi, ada hal pokok yang sebelumnya perlu kita ketahui:
1. Bahwa di media sosial, Content Is The King. Singkatnya, bahwa audiensi kita di media sosial hanya akan menjadi loyal jika mereka dapat merasakan manfaatnya dari konten yang kita berikan. Orang di media sosial dapat dengan cepat memutuskan untuk menjadi followers/fans jika ia merasakan manfaat dari konten yang kita berikan.
2. Masuk ke dalam ranah media sosial tidak berarti melulu berjualan ataupun berpromosi. Namun yang lebih penting dari itu adalah membangun brand bisnis dan meningkatkan ketertarikan antara perusahaan kita dengan audiensi.
Dengan memahami kedua hal ini, maka selanjutnya untuk dapat membangun keterikatan ini, ada empat Pilar yang harus kita bangun:
1. Communicate

Komunikasi di media sosial yang baik terjadi apabila ada komunikasi dua arah, karenanya penentuan topik/tema komunikasi menjadi penting untuk diperhatikan.
Tanda bahwa komunikasi dengan audiensi baik adalah kita mendapatkan feedback dari status atau tulisan yang kita share di media sosial (Facebook), feedback dapat berupa komentar, like atau share. Semakin banyak yang didapat maka komunikasi yang kita bangun semakin efektif.
Maka kita perlu juga, disamping melakukan share foto2 produk kita, sesekali perlu untuk share juga content2 yang menarik, lucu, unik, atau bijak. Jika mampu, maka balaslah setiap koment yang diberikan oleh audiens pada content kita.
Seringkali kita sekedar sharing konten lalu mengabaikan komentar, like atau share yang ada. Jika kita membalas komentar maka kita telah membangun komunikasi yang efektif, dan pada akhirnya brand kita akan mudah dikenal.
Dalam konteks bisnis saya, hubungan komunikasi dibangun dengan membuat grup di Facebook yang isinya antara saya dengan semua reseller.
Seringkali obrolan di grup WhatsApp antar reseller hingga jam 12 malam, tentang apa saja, mereka saling bantu jika ada yang tanya ongkir, spek produk Raihan, dll.
Membangun komunikasi dua arah adalah langkah awal untuk membangun keterikatan jangka panjang antara perusahaan kita dengan audiensi kita di media sosial.
2. Collaborate

Membangun kerjasama antara kita dengan audiensi adalah tahapan selanjutnya setelah berhasil membangun komunikasi. Membuat audiens merasa memiliki brand kita, audiensi merasa dekat dan menjadi bagian dari brand kita adalah fokus dari tahapan kedua ini.
Ada contoh kolaborasi yang diceritakan dalam buku “Social Media Bible” ini; sebuah website yang dibuat oleh Starbuck untuk membangun komunitas pelanggan, dimana di dalamnya pelanggan dapat memberikan masukan, ide, saran dan ngobrol semua hal tentang Starbuck.
Banyak brand besar yang membangun komunitas yang berhubungan dengan brand-nya dan berkolaborasi dengan komunitas tersebut dalam rangka mengikat anggota komunitas semakin dalam dengan brand perusahaan.
Membangun kolaborasi adalah bagian daripada membangun keterikatan antara brand kita dengan audiensi yang ada di lingkaran media sosial brand kita.
3. Educate

Mengedukasi audiensi tentang produk atau yang berhubungan dengan produk kita adalah tahapan yang bertujuan agar muncul kesadaran di dalam diri audiens tentang pentingnya produk kita, seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Forex misalnya,banyak mengadakan edukasi tentang investasi kepada audiensi agar sadar tentang pentingnya edukasi.Dan pada akhirnya bertujuan untuk mengikat audiensi.
Bisa juga edukasi dilakukan untuk tujuan lain yang pada intinya memberikan manfaat kepada audiensi. Misal untuk Online Shop yang jualan baju ketika memberikan konten tentang cara memcuci baju agar baju awet, atau membedakan penjual jujur dan tidak, atau konten lain yang mengedukasi dan memberikan manfaat.
Hampir setiap malam aku biasanya menghabiskan waktu untuk membuat tulisan dan di-share ke grup jualan Raihan, tema-tema edukasi diantaranya tentang bagaimana menjual, bagaimana beriklan, bagaimana merayu calon pembeli, bagaimana menghadapi komplain, dan tema lain yang selalu di-share ke reseller.
Banyak tanggapan positif atas materi edukasi yang sering aku share, komentar reseller diantaranya, berterima kasih, merasa sangat tertolong, merasa beruntung bergabung di grup, dll.
4. Entertain

Sesekali berilah kontent hiburan, lucu, unik atau yang lain.Banyak konten yang aku share grup Raihan, terutama yang lucu-lucu.

Kembangkanlah ide dalam mengimplementasikan ke empat pilar membangun engagement (ikatan) dengan audiensi diatas, sesuaikan dengan industri dan karakter audiens kita masing-masing. Dan jangan lupa bahwa di media sosial konten adalah hal yang penting.

Semoga dapat membantu kita dalam membangun bisnis kita masing-masing.

Happy doing business.
FJS