Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer

Naufal Raziq

Penemu

Naufal Raziq, Remaja Penemu Arus Listrik dari Kedondong.

Pada 20 Maret 2018 lalu, Naufal Raziq genap berusia 16 tahun. Saat ini, putra pasangan Supriaman dan Deski ini masih duduk di bangku kelas 1 SMA Muhammadiyah, Langsa, Provinsi Aceh. Remaja berperawakan kecil ini sudah punya prestasi yang tak hanya membanggakan keluarganya, tapi juga negara. Tahun 2014 lalu, pada usia 13 tahun, saat duduk di bangku kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (MTsN), Naufal  menemukan energi listrik dari buah kedondong, tepatnya kedondong pagar. Hasil temuannya ini membuatnya meraih juara Harapan 1 pada Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) tahun 2014 se- Kota Langsa. Pada tahun yang sama, berhasil meraih juara II pada gelaran Lomba TTG se-Aceh. Tahun berikutnya, 2015, menjadi juara III pada lomba TTG se Kota Langsa serta sebagai peserta unggulan pada Lomba TTG XVII Tingkat Nasional. Juara 1 di berbagai lomba itu tidak diraihnya karena peserta lomba TTG itu bersifat umum dan tidak berdasarkan kategori. Hanya Naufal yang masih berstatus siswa Madrasah Tsanawiyah sementara peserta lainnya umumnya berstatus mahasiswa dan umum yang sudah bergelut di dunia teknologi tepat guna. Atas prestasinya di usia belia itu, Naufal beroleh apresiasi dari berbagai pihak. Pada Mei 2017 lalu, ia diundang langsung oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan, ke kantornya di Jakarta. Ia juga ditawari beasiswa di SMA Taruna Nusantara oleh Panglima TNI saat itu, Jenderal TNI Gatot Nurmatyo. Tawaran beasiswa juga datang dari Kementerian Agama untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Modern Malang, Jawa Timur. Lulus MTsN tahun 2017 lalu, Naufal sempat mengambil beasiswa yang ditawarkan Kementerian Agama ini. Namun, hanya betah sekolah tak sampai sebulan. ”Sebetulnya sempat mengambil beasiswa di Malang itu, sempat sekolah beberapa hari, saya antar. Tapi saat saya mau pulang ke Aceh, ia juga ingin ikut pulang, belum siap tinggal jauh dari rumah katanya,” jelas ayahnya, Supriaman, saat dikunjungi Sahabat Keluarga, beberapa waktu lalu..

Melalui temuannya itu juga, sejak 2016 lalu, Naufal dibina oleh PT Pertamina EP Aset I Field Rantau untuk mengembangkan energi alternatif tersebut. Saat ini, temuannya telah dimanfaatkan warga Desa Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur. Sudah ada sekitar 10 rumah yang memperoleh energi listriknya dari pohon kedondong yang dikembangkan Naufal ini. PT Pertamina EP Aset I Field Rantau juga memberikan beasiswa pendidikan dan menawarkan beasiswa lanjutan pada Naufal untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tak hanya di dalam negeri, beberapa negara asing juga menawarkan Naufal untuk melanjutkan pendidikan dan mengembangkan temuannya itu di negaranya, yakni Jerman, Turki, dan Brunei Darussalam. Namun, dengan pertimbangan telah terikat binaan dengan Pertamina, Naufal dan ayahnya menolak tawaran tersebut. ”Sebetulnya bisa saja menerima salah satu tawaran itu dan nampaknya Pertamina juga tak bisa melarangnya, namun atas pertimbangan etika dan cinta tanah air, saya dan juga Naufal menolaknya,” kata Supriaman..

Kepada Sahabat Keluarga, Naufal terus terag mengatakan, semua prestasi dan perjuangannya itu tak lepas dari didikan dan dukungan orang tuanya. Terutama ayahnya yang berprofesi sebagai tukang memperbaiki sound system. ”Sejak masih taman kanak-kanak, saya sudah diajarkan Bapak untuk selalu ingin tahu, ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya. Kepedulian orang tua, utamanya ayahnya, juga menurut Naufal menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan energi baru terbarukan, yang salah satunya energi listrik dari buah kedondong. ”Ayah selalu mendorong saya untuk terus berinovasi menemukan energi baru terbarukan. Namun ibu juga berperan besar. Saat mengembangkan energi listrik dari pohon kedondong, ibu saya rela menjual perhiasannya untuk membeli bahan dan peralatan penelitian,” kata Naufal.  Ibunda Naufal, Deski, mengaku ikhlas menjual perhiasannya untuk mengembangkan energi listrik dari pohon kedondong yang dilakukan anaknya. ”Saya serahkan soal Naufal ini pada ayahnya. Saya lebih fokus ngurus adiknya yang saat itu masih bayi,” katanya. Walaupun begitu, Deski selalu memberikan wejangan pada putranya. Sama seperti suaminya, ia mengingatkan Naufal untuk pandai memilih teman walaupun juga tidak terlalu ketat melarang bergaul. ”Saya hanya mengingatkan untuk pandai memilih teman dan pandai mengatur waktu,” katanya. Yanuar Jatnika.

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4775